fbpx

Agar Konsisten Bikin Konten

Bismillah…

Konten adalah salah satu strategi kunci untuk mendapatkan penghasilan online. Dan salah satu kendala utama dalam membuat konten adalah: Bagaimana agar bisa terus konsisten?

Selain membuat konten itu sendiri sudah sangat menantang, masih ada faktor lain yang bisa dengan cepat mematahkan motivasi pembuat konten, yang pada akhirnya, menghancurkan konsistensi munculnya konten. Apa itu?

Kutukan Konten Gratisan

Yang saya sebut “kutukan” ini dimulai dari satu hal yang mungkin kita sepakati bersama saat akan membuat konten yang akan banyak diminati: Konten yang kita buat harus bagus, atau berkualitas tinggi.

Dan membuat konten yang berkualitas tinggi juga akan membutuhkan usaha yang tidak sedikit. Dari mulai proses produksi, editing, dll. Semakin bagus kontennya maka bisa akan semakin panjang dan lama prosesnya. Satu video mungkin bisa memakan waktu hingga beberapa minggu.

Setelah itu kontennya harus sesuai dengan audiens-nya, atau bahasa anak sekarang: Harus relate.

Dan setelah itu apa? Ulangi lagi prosesnya untuk konten selanjutnya.

Artinya, konten tidak hanya harus bagus tapi juga harus konsisten.

Namun jika Anda ingin konten Anda bisa menghasilkan, prosesnya tidak berhenti sampai situ. Jika Anda membuat konten gratisan seperti di YouTube, akan butuh waktu agar konten Anda bisa menghasilkan, dan kemudian akan butuh waktu lagi hingga penghasilannya bisa mencukupi kebutuhan.

Beberapa orang kemungkinan tidak ada waktu untuk menunggu kontennya menghasilkan, bukan karena tidak mau, tapi bisa jadi kondisinya sedang tidak memungkinkan.

Setelah kontennya selesai dan tayang? Konten Anda masih harus bersaing dalam lautan jutaan konten lain yang beredar di internet. Atau konten Anda mungkin kalah saing dengan kejadian yang baru viral tadi pagi. Dan ini bisa menggerus energi emosi Anda.

Kemungkinan alasan terbesar TIDAK bisanya seseorang konsisten membuat konten berkualitas adalah: Sang pembuat konten sendiri tidak merasakan langsung manfaat dari Anda membuat konten. Dan pada akhirnya Serotonin dari melihat pertumbuhan follower akan menghilang, dan tagihan datang. Inilah yang kemudian menimbulkan rasa enggan untuk bikin konten lagi. Sudah habis motivasinya.

Jika digambarkan sekilas, mungkin kurvanya akan seperti ini:

Inilah yang kemudian menjadi kutukan ke pembuat konten, bahwa ia harus terus bisa memproduksi konten yang bagus, sedangkan hasil dari konten itu, entah itu sponsor, endorse, affiliate, dll, belum tentu akan langsung dirasakan.

Jadi solusinya bagaimana?

Sederhana: Jual kontennya.

Jika Anda membuat video, jual videonya.

Jika Anda membuat ebook, jual ebooknya.

Dengan begini, setiap Anda upload konten, Anda langsung mendapatkan pemasukan. Tanpa harus menunggu jumlah follower, jumlah view, dll.

Toh Anda memang sudah harus membuat konten yang bagus untuk menarik audiens, kenapa konten yang sudah bagus ini tidak dijual saja?

Pembeli Anda dapat konten yang bagus, Anda dapat pemasukan. Semua senang, semua menang.

Stop membuat konten gratisan yang hilang tenggelam dalam lautan konten.

Berhenti jadi “partisipan” di social media.

Cara Memiliki Motivasi Konten Tiada Akhir

Gambar kurva diatas menunjukkan bagaimana motivasi kita akan menurun setelah membuat konten, apalagi jika kita sebagai pembuat konten tidak langsung merasakan hasilnya.

Artinya, jangan hanya mengandalkan Hormon Serotonin, gunakan motivasi lain yang lebih universal: Uang.

Tidak semua orang termotivasi uang, namun uang adalah motivasi yang bagus bagi kebanyakan orang. Terutama jika kita membuat konten. Akan sangat menantang jika kita terus menerus membuat konten tanpa tahu kapan “investasi” konten kita akan jadi penghasilan.

Mungkin kemudian ada yang bertanya?

Lah mas, konten itu kan yang penting bermanfaat dulu? Kalau tidak, siapa yang lihat?

Iya, tapi apakah konten yang berbayar otomatis tidak bermanfaat? Akan sangat menantang berbicara kebermanfaatan saat tidak ada pemasukan bukan? Apalagi saat ada desakan kebutuhan.

Bahkan, dari pengalaman saya, jika kita memang niat ingin menjual kontennya, bukankah kita otomatis sudah akan menjadikan konten itu lebih baik dari kebanyakan konten gratisan? Bisa jadi malah kontennya jadi lebih bermanfaat daripada kita membuat konten gratisan.

Saya tahu beberapa orang tidak akan mudah mengakui bahwa uang adalah motivasi yang baik, apalagi kita hidup di Indonesia yang memiliki batasan ketat dan tidak tertulis soal uang. Beberapa mungkin malah dilahirkan dari keluarga yang menganggap diskusi uang secara terbuka adalah tabu.

Namun, tanpa uang, bukan hanya motivasi Anda untuk membuat konten akan menurun drastis, namun juga waktu Anda akan habis digunakan untuk kebutuhan lain sehingga tidak Anda alokasikan untuk membuat konten.

Sebaliknya, dengan langsung memiliki pemasukan yang jelas didepan, terlepas dari berapapun jumlahnya, Anda akan lebih mudah untuk terus termotivasi membuat konten.

Ilustrasinya mungkin seperti ini:

Artinya, setiap kali ada konten yang selesai, dan Anda jual, maka Anda akan jadi termotivasi lagi untuk membuat konten terbaik selanjutnya. Dan siklusnya akan berulang terus. Dan semakin sering Anda merilis konten berbayar baru, maka kemungkinannya akan semakin besar juga

Ditambah lagi, jika kita perhatikan, waktu yang usaha yang dihabiskan untuk membuat konten berbayar sebenarnya tidak jauh berbeda dengan membuat konten gratisan. Namun hasilnya akan berbeda sekali. Yang satu akan memberikan view dan follower, yang lain memberikan uang. Penghasilan.

Efek Samping Menjual Konten

Tidak hanya Anda akan mendapatkan uang, Anda juga akan membangun list atau database customer yang cenderung lebih aktif dan lebih responsif daripada Anda membagikan konten gratisan. Bandingkan dengan audiens gratisan yang rutin menuntut tapi kabur saat kita ajak transaksi.

Dan menariknya, konten yang dijual juga punya kecenderungan ditonton atau dikonsumsi sampai habis.

Tentu saja ini bukan berarti kita berhenti membuat konten gratisan, saya memproduksi lebih dari 200+ episode podcast yang bisa didengarkan secara gratis, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan perusahaan. Jika Anda punya strategi konten yang jelas dan tim yang handal, maka lakukanlah. Namun jika Anda baru akan memproduksi konten, maka saran saya langsung jual.

Jadi, Bagaimana Caranya?

Pertanyaan paling natural selanjutnya adalah: Bagaimana cara menjual konten ini?

Bagaimana membuat konten berbayar?

Bagaimana cara mengirimnya ke pembeli?

Dan banyak lagi pertanyaan akan terjawab di Digital Product Playbook insyaAllah…

KLIK DISINI untuk mempelajarinya

Jika Anda memiliki pertanyaan tentang membuat konten berbayar, silahkan tuliskan komentar Anda. Yuk diskusi.

-Fikry

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *