fbpx

TikTok jadi Search Engine?

Bismillah…

Beberapa hari yang lalu, saya mengadakan poll di Instagram yang menanyakan, apakah pernah menggunakan TikTok sebagai search engine.

Ini saya lakukan setelah melihat sebuah tweet yang ramai yang berisi seseorang yang menyatakan dirinya tidak menggunakan Google lagi, tapi TikTok.

Satu sisi ini terdengar aneh karena keduanya adalah layanan yang sama sekali berbeda. Google yang dimaksud di sini adalah layanan pencarian atau search engine-nya. Sedangkan Tiktok lebih ke sesuatu yang disebut: Content Discovery. Atau ya sederhananya: Platform hiburan.

Dari sini timbul pertanyaan, apakah memang perilaku pasar, terutama Gen Z, itu sudah segitu berubahnya sehingga Google pun sudah tidak digunakan untuk mencari?

Atau sudah separah apa hasil pencarian Google hingga ada yang beralih ke TikTok?

Ada beberapa lapis cerita disini untuk menjawabnya.

Hasil Pencarian Google Saat Ini

Bagaimanapun, hasil pencarian Google saat ini cendrung kurang bisa diandalkan. Bukan artinya hasilnya menurun, tapi semakin rumit. Yang Anda cari mungkin ada di sana, tapi hasil pencarian Anda kemungkinan tertutupi iklan dan artikel clickbait hasil Spam SEO.

Salah satu kasusnya bisa dilihat di sini.

Saat ini, kita sebagai pencari harus benar-benar ahli dalam mencari. Itu artinya kita harus belajar untuk mencari apa yang kita butuhkan di Google.

Kita harus belajar menemukan kata kunci yang tepat, dan kita harus belajar dalam mendeteksi mana artikel yang tepat, mana yang iklan, dan mana yang clickbait hasil Spam SEO.

Artinya, semakin kesini, akan butuh usaha ekstra hanya untuk mencari sesuatu. Kita tidak lagi bisa mempercayakan hasilnya 100% ke Google.

Mungkin nanti selain ada sertifikasi SEO, juga akan ada sertifikasi pencari handal?

Dalam beberapa kasus, malah satu halaman Google (sebelum di scroll kebawah) akan penuh dengan iklan.

Memang benar, ada iklan yang memang relevan dengan hasil pencarian, tapi ya namanya iklan itu hampir pasti akan mencari return atau hasil dari investasi mereka. Artinya kemungkinan besar isinya jualan, bukan jawaban.

Hal-hal seperti ini akan membuat pencari jadi tidak mau mencari lagi. Lebih baik tidak menggunakan Google daripada harus mempelajari bagaimana menggunakan Google.

Tapi saya tidak yakin Google akan langsung hilang ditinggalkan. Bebrapa hal itu harus menggunakan Google untuk mencarinya, seperti jurnal penelitian, riset atau studi mendalam, tutorial teknis dari nol, dll.

Tapi, bukan tidak mungkin Google bisa terdisrupsi karena ini.

Hasil Pencarian Tiktok

Jika hasil pencarian Google saat ini semakin rumit, bagaimana dengan hasil pencarian Tiktok yang jadi “alternatif” pencarian bagi sebagian orang?

Tiktok tentu saja bukan Google, dan hasilnya bukan hasil Google. Jika Google menawarkan akurasi, maka Tiktok menawarkan rekomendasi. Saya menyadari ini sebelum mencoba.

Saya lalu mencobanya sendiri. Saya mulai dengan pencarian yang sederhana seperti “tempat ngopi di Jogja” atau beberapa pencarian sejenis. Dan hasilnya beberapa rekomendasi yang muncul itu, dan ini beberapa catatan saya:

  1. Saya harus menunggu agak lama untuk tahu nama lokasi atau hasil yang direkomendasikan. Ini karena format Tiktok itu 100% video dan kesimpulannya ada di akhir video. Sedangkan Google itu kombinasi dari artikel, video, podcast, gambar, dll. Dan memang membaca lebih cepat daripada menonton.
  2. Beberapa video sama sekali tidak mengatakan nama lokasinya. Tidak di dalam video, tidak di deskripsi.
  3. Beberapa video dibuat dengan sangat baik, sehingga membuat saya beneran tertarik untuk datang.
  4. Beberapa video itu dari tahun lalu. Dan masih ada promosi Ramadan yang sudah berlalu beberapa bulan dari saya menulis ini.
  5. Sekitar 20% sama sekali tidak nyambung dengan apa yang saya cari. 2 dari 10 video. Angka yang cukup besar menurut saya. Google jarang memberikan hasil yang tidak nyambung di halaman pertama.

Kesimpulan sementara saya: Sangat menantang untuk mendapatkan hasil dengan akurasi dan presisi yang baik di TikTok.

Beberapa konten malah seperti misinformasi, karena bukan dipublikasi oleh orang-orang yang memiliki keahlian di dalamnya. Apalagi konten-konten yang berhubungan dengan kesehatan kejiwaan.

Kombinasi Konten Durasi Pendek dan Hasil Pencarian yang Kurang Berkualitas

Yang terjadi saat ini menurut saya adalah kombinasi dari perubahan perilaku pasar yang dijejali dengan konten berdurasi pendek dan berubah dengan cepat, ditambah hasil pencarian yang tidak bisa diandalkan.

Konten durasi pendek mungkin membuat orang tidak mau repot untuk duduk dan mencari cara untuk menemukan hasil yang diinginkan.

Ini ditambah lagi dengan hasil pencarian yang makin rumit. Mungkin seseorang sudah mencoba mencari di Google, tapi saat menemukan ia tidak menemukan hasil yang dicari karena penuh clickbait dari spam SEO, maka ia mencari di TikTok.

Bayangkan, orang pindah dari mesin pencari ke platform hiburan untuk mencari sesuatu. Bayangkan.

Inilah yang mungkin membuat Tiktok menjadi website yang paling banyak dikunjungi di dunia pada tahun 2021, mengalahkan Google. Waktunya Google berbenah?

Setelah ini Apa?

Menurut saya, salah satu faktor utama Google bisa mencapai titik saat ini adalah karena produknya yang TIDAK perlu dipelajari. Semua orang langsung paham.

Artinya tinggal buka, dan digunakan (cari). Halaman pencarian Google itu hampir tidak pernah berubah dari awal Google berdiri di tahun 1998.

Ternyata saat ini menemukan apa yang dicari di Google tidak semudah itu.

Di sini juga kita belajar, semua teknologi bisa terdisrupsi. Semua saluran pemasaran ada tanggal kadaluarsanya. Dan mungkin tanggal kadaluarsa dari hasil pencarian organik mulai terlihat gejalanya.

Lucunya, TikTok menang dengan strategi yang sama di spektrum berbeda. TikTok juga tidak perlu dipelajari. Tidak perlu punya akun. Tidak perlu ada yang di-follow.

Mungkin benar pendapat teman saya, seorang pakar NLP. Ia merangkum fenomena ini dalam satu kalimat:

“Mungkin memang kita udah males mikir mas…”

Buat Bisnis Anda jadi Ramah Google dan Tiktok

Anda ingin muncul di hasil pencarian Google tapi ingin menjaring Gen Z di Tiktok untuk bisnis Anda? Maka Utas adalah jawabannya.

Anda Anda bisa menjual apa saja tanpa perlu mikir. Pembeli Anda bisa langsung beli tidak perlu mikir.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *