fbpx

3 Jenis Laporan Keuangan & Mengapa Pebisnis Wajib Menguasainya

Salah satu kebiasaan Saya di malam atau pagi hari adalah membuka dropbox, mencari folder keuangan, dan membuka file laporan keuangan dalam folder tersebut.

Ada 3 laporan keuangan yang Saya buka:

  • Pertama, Balance Sheet (Neraca).
    Dalam laporan ini Saya akan tahu berapa aset, utang, piutang, inventori, dan data-data lainnya. Laporan ini ibarat Scheen Shoot bisnis Saya saat ini.
  • Kedua, Income Statement (Laba-Rugi).
    Dalam laporan ini Saya akan tahu berapa keuntungan dan kerugian yang didapatkan oleh perusahaan di hari itu.
  • Ketiga, Arus Kas (Cashflow).
    Dalam laporan ini Saya akan tahu kondisi kesehatan keuangan bisnis Saya. Saya akan benar-benar tahu bagaimana kondisi omzet, profit, dan cash dalam perusahaan yang Saya bangun.

Pertanyaannya, apakah Anda saat ini sudah memiliki 3 laporan keuangan tersebut?

Begini deh… Jangan dulu jauh-jauh punya 3 laporan keuangan.

Pertanyaan Saya :

  • Apakah Anda PAHAM dan bisa MEMBACA laporan keuangan tersebut?
  • Apakah Anda benar-benar memahami bahasa finansial dalam bisnis?
  • Apakah tahu bahwa perusahaan Anda sekarang sedang turun, stagnan, atau tumbuh?

Ingat…

“Jika Anda ingin bebas finansial, tapi dalam kondisi buta finansial, bisa-bisa Anda jadi orang sial”

Kok bisa sial?

Karena Anda bisa terlena dengan omzet yang besar, padahal cashflow ancur.

Atau bisa jadi Anda dikibulin oleh orang keuangan Anda

Atau bisa jadi Anda kecolongan oleh karyawan Anda.

Atau bisa jadi Anda sudah merasa untung, padahal buntung. Dan sebagainya

Kenapa Anda harus paham bahasa-bahasa finansial?

Pertama, karena Anda adalah Business Owner

Kecuali Anda cuma dropshipper atau reseller yang tugasnya cuma jualan, yowes nggak terlalu penting.

Kalau Anda business owner, kendali dan masa depan Anda tergantung diri Anda. Keputusan Anda akan ditentukan oleh keahlian Anda dalam membaca data-data dalam keuangan. Kapan harus buka cabang, kapan harus rekrut karyawan baru, kapan harus sewa atau beli tempat, kapan harus stok produk dalam jumlah banyak, kapan harus genjot penjualan, dan lain-lain.

Kedua, karena bisnis Anda bisa hancur.

Lho? Iya. Kalau Anda bercita-cita ingin menaikkan omzet dan memberbanyak jumlah pelanggan, tapi Anda sendiri nggak pernah mengukurnya, mana mungkin Anda bisa menaikkannya.

Bahayanya, bisa-bisa bisnis Anda hancur lebur, alias Bangkrut. Karena Anda nggak pernah mengukurnya setiap hari. Tiba-tiba Anda angka dalam laporan keuangan Anda terlanjur minus dalam jumlah yang besar dan sulit untuk mengambil tindakan kecuali menutupnya. Almarhum, deh….

Nah, sekarang coba Anda merenung sebentar, jika 0 itu adalah TIDAK PAHAM sama sekali tentang bahasa finansial, dan 10 itu adalah SANGAT PAHAM tentang bahasa finansial, kira-kira Anda berada di angka berapa?

Bisakah Anda menyebutkan berapa persisnya nilai aset, invetori, utang, pitungan, omzet, profit, dan cash Anda saat ini?

Silakan isi jawabannya di kolom “komentar”. Lalu Anda tambahkan, apa yang harus Anda lakukan agar Anda berada dalam kondisi angka 10.

Ayo share ke teman2 facebook Anda. Mensharekan tulisan ini ke mereka sama saja dengan membantu mereka agar terselamatkan dari jurang kebangkrutan gara-gara buta finansial.

Dewa Selling
Dewa Eka Prayoga

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *